Sabtu, 10 November 2012

Bahan Diskusi : Sirup Glukosa

Bahan diskusi:
1.      Apa yang dimaksud dengan sirup glukosa?

“Jawaban”

“Sirup Glukosa”
Sirup glukosa yang mempunyai nama lain dectrose adalah salah satu produk bahan pemanis makanan dan minuman yang berbentuk cairan, tidak berbau dan tidak berwarna tetapi memiliki rasa manis yang tinggi. Sirup glukosa atau sering juga disebut gula cair dibuat melalui proses hidrolisis pati. Perbedaannya dengan gula pasir yaitu, gula pasir (sukrosa) merupakan gula disakarida, sedangkan sirup glukosa adalah monosakarida, terdiri atas satu monomer yaitu glukosa. Sirup glukosa dapat dibuat dengan cara hidrolisis asam atau dengan cara enzimatis. Dari kedua cara tersebut, pembuatan sirup glukosa secara enzimatis dapat dikembangkan di pedesaan karena tidak banyak menggunakan bahan kimia sehingga aman dan tidak mencemarilingkungan. Bahan lain yang diperlukan adalah enzim amilase (anonim,2006).
2.      Secara umum proses pembuatan sirup glukosa dapat dilakukan dengan dua cara.  Sebutkan dan jelaskan. Apa kelebihan dan kelemahan dari masing-masing cara tersebut? Enzim apa saja yang berperan dalam proses hidrolisis pati menjadi glukosa?

Jawaban”:
v  Proses pembuatan Sirup glukosa dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
Ø  Hidrolisis secara enzimatis.
Ø  Hidrolisis secara asam.

1.      Hidrolisis secara enzimatis”.
Hidrolisis secara enzimatis memutus rantai pati secara spesifik pada percabangan tertentu. Hidrolisis enzimatis memiliki beberapa keuntungan, yaitu prosesnya lebih spesifik, kondisi prosesnya dapat dikontrol, biaya pemurnian lebih murah, dihasilkan lebih sedikit abu dan produk samping, dan kerusakan warna dapat diminimalkan. Pada hidrolisis pati secara enzimatis untuk menghasilkan sirup glukosa, enzim yang dapat digunakan adalah α-amilase, β-amilase, amiloglukosidase, glukosa isomerase, pullulanase, dan isoamilase.
Tahapan pembuatan sirup glukosa dengan cara hidrolisis menggunakan enzim terdiri dari likuifikasi, sakarifikasi, purifikasi, dan evaporasi. Tingkat mutu sirup glukosa yang dihasilkan ditentukan oleh kadar air, warna sirup, dan tingkat konversi pati menjadi komponen-komponen glukosa, maltosa, dan dekstrin, yang dihitung sebagai ekuivalen dekstrosa (DE). Nilai ekuivalen dekstrosa (DE) sirup glukosa yang tinggi dapat diperoleh dengan optimalisasi proses likuifikasi dan sakarifikasi, sedangkan kadar padatan dan warna sirup glukosa yang sesuai standar (SNI) diperoleh dengan proses evaporasi.
Hidrolisa enzim dilakukan menggunakan bantuan enzim α-amilase dan enzim glukoamilase (amiloglukosidase). Enzim α-amilase digunakan pada proses likuifikasi, sedangkan glukoamilase digunakan pada proses sakarifikasi. Hidrolisa enzim lebih banyak memberikan keuntungan dibandingkan dengan hidrolisa asam. Hidrolisa enzim menghasilkan konversi yang lebih besar jika dibandingkan dengan hidrolisa asam. Hidrolisa enzim juga dapat mencegah adanya reaksi efek samping karena sifat katalis enzim sangat spesifik, sehingga dapat mempertahankan flavor dan aroma bahan dasar.
Beberapa jenis enzim yang sering digunakan dalam menghidrolisis pati yaitu:
2.       Hidrolisis secara asam”.
Hidrolisis pati dengan menggunakan katalis asam, molekul pati akan dipecah secara acak oleh asam dan gula yang dihasilkan sebagian besar merupakan gula pereduksi. Pada hidrolisis pati menggunakan katalis enzim, molekul pati akan dipecah atau diputus oleh enzim secara spesifik pada percabangan tertentu. Hidrolisis pati secara asam hanya akan mendapatkan sirup glukosa dengan dektrosa equivalen (DE) sebesar 55. Sedangkan hidrolisis pati secara enzimatis akan mendapatkan sirup glukosa dengan DE lebih dari 95%.
Kelemahan dari hidrolisis pati secara asam antara lain yaitu diperlukan peralatan yang tahan korosi, menghasilkan sakarida dengan spektra-spektra tertentu saja karena katalis asam menghidrolisa secara acak. Jika nilai ekuivalen dekstrosa ditingkatkan, selain terjadi degradasi karbohidrat, juga terjadi rekombinasi produk degradasi yang dapat berpengaruh terhadap warna, rasa pada sirup glukosa yang dihasilkan. Sedangkan penggunaan enzim dapat mencegah terjadinya reaksi sampingan karena sifat enzim yang sangat spesifik sehingga dapat mempertahankan flavor dan aroma bahan dasar.
Ada 2 macam proses pembuatan sirup glukosa  (Glucose syrup), melalui hidrolisis pati ini yaitu :
1.      Hidrolisis pati dengan enzimatis.
2.      Hidrolisis pati dengan asam.

·         Pembuatan Glukosa melalui Hidrolisis Pati dengan Enzimatis.
Adapun kelebihan dan kekurangannya adalah :
Kelebihan :
ü  Bahan baku mudah didapat.
ü  Proses lebih sederhana dibandingkan dengan menggunakan asam
ü  Peralatan tidak rumit sehingga operasi tidak butuh tenaga banyak
ü  Akan di dapat hasil sirup glukosa yang lebih jernih dan bersih
Kekurangan :
ü  Pemakaian enzim banyak
ü  Enzim yang dipakai masih import dan harganya relatif mahal

·         Pembuatan Glukosa melalui Hidrolisis Pati dengan Asam
Adapun kelebihan dan kekurangannya adalah :
Kelebihan :
ü  Bahan baku mudah didapat.
ü  Tidak menggunakan enzim sehingga menghemat biaya.
ü  Peralatan tidak rumit sehingga operasi tidak butuh tenaga banyak.
ü  Cocok untuk kondisi kritis saat ini karena seluruh bahan tersedia di dalam negeri.
Kekurangan :
ü  Pemakaian asam menyebabkan korosi peralatan.

3.      Mengapa dalam proses hidrolisis secara kimia harus dilakukan dengan menggunakan asam kuat?  Mengapa tidak menggunakan asam lemah?
Hidrolisis secara kimia menggunakan asam kuat.
Sukrosa dilakukan dengan menggunakan asam. Asam yang digunakan adalah asam kuat HCl dan asam lemah asam tartarat. Kondisi asam menyebabkan putusnya ikatan glikosidik yang terjadi antara glukosa dan fruktosa sehingga dengan adanya bantuan air sukrosa terurai menjadi glukosa dan fruktosa. Karena dengan penggunaan asam kuat maka proses hidrolisis akan berjalan semakin cepat selain itu selulosa bisa dikonversi menjadi gula yang dapat difermentasi dengan menggunakan asam pekat. Sehingga dengan hirolisis menggunakan menghasilkan gula yang tinggi (90% dari hasil teoritik) dibandingkan dengan hidrolisis asam encer, dan dengan demikian akan menghasilkan ethanol yang lebih tinggi.


4.      Berdasarkan Tabel 1, informasi apa yang dapat diperoleh? Mengapa, jelaskan.


Jawaban:
Jadi dari tabel dapat disimpulkan bahwa suhu dan ph tidak berperpengaruh besar terhadap % glukosa yang dihasilkan, akan tetapi jumlah suspensi dari bahan akan berpengaruterhadap % glukosa yang dihasilkan semakin tinggi % suspensi maka % glukosa yang dihasilkan akan semakin rendah  begitu sebaliknya smakin rendah % suspense maka % glukosa semakin besar. Hal ini disebabkan karena proses pemotongan rantai patinya akan berjalan lambat karena % suspense tinggi.

5.      Berdasarkan grafik 2, informasi apa yang dapat diperoleh? Mengapa, jelaskan.

Grafik 2. menunjukan bahwa kadar glukosa yang terbesar yaitu 27,98% terdapat pada kondisi suhu sakarifikasi 65OC dan 35% suspensi pati. Hal ini disebabkan adanya aktivitas enzim yang bertambah dengan naiknya suhu sampai pada aktivitas optimumnya dicapai, dan kenaikan suhu lebih lanjut berakibat pada berkurangnya aktivitas enzim hingga pada akhirnya terjadi denaturasi enzim. Pada proses sakarifikasi menggunakan enzim glukoamilase yang bekerja dengan baik pada kondisi 35% suspensi pati dan suhu sakarifikasi 65OC dan apabila terjadi kenaikan dan penurunan dari kondisi operasi tersebut, maka akan terjadi penurunan kadar glukosa.